Rabu, 04 Agustus 2010

IMK

Interaksi manusia dan komputer (bahasa Inggris: human–computer interaction, HCI) adalah disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan komputer yang meliputi perancangan, evaluasi, dan implementasi antarmuka pengguna komputer agar mudah digunakan oleh manusia. Sedangkan interaksi manusia dan komputer sendiri adalah serangkaian proses, dialog dan kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk berinteraksi dengan komputer yang keduanya saling memberikan masukan dan umpan balik melalui sebuah antarmuka untuk memperoleh hasil akhir yang diharapkan.

Beberapa aspek yang menjadi fokus dalam perancangan sebuah antarmuka adalah :

1. Metodologi dan proses yang digunakan dalam perancangan sebuah antarmuka.
2. Metode implementasi antarmuka.
3. Metode evaluasi dan perbandingan antarmuka.
4. Pengembangan antarmuka baru.
5. Mengembangkan sebuah deskripsi dan prediksi atau teori dari sebuah antarmuka baru.

Tujuan utama disusunnya berbagai cara interaksi manusia & komputer :
untuk mempermudah manusia dalam mengoperasikan komputer dan mendapatkan berbagai umpan balik yang ia perlukan selama ia bekerja pada sebuah sistem komputer.

Para perancang antarmuka manusia dan komputer berharap agar sistem komputer yang dirancangnya dapat bersifat akrab dan ramah dengan penggunanya (user friendly).

Untuk membuat antarmuka yang baik dibutuhkan pemahaman beberapa bidang ilmu, antara lain :

1. Teknik elektronika & ilmu komputer
memberikan kerangka kerja untuk dapat merancang sistem HCI

2. Psikologi
memahami sifat & kebiasaan, persepsi & pengolahan kognitif, ketrampilan motorik pengguna

3. Perancangan grafis dan tipografi
sebuah gambar dapat bermakna sama dengan seribu kata. Gambar dapat digunakan sebagai sarana dialog cukup efektif antara manusia & komputer

4. Ergonomik
berhubungan dengan aspek fisik untuk mendapatkan lingkungan kerja yang nyaman, misal : bentuk meja & kursi kerja, layar tampilan, bentuk keyboard, posisi duduk, pengaturan lampu, kebersihan tempat kerja

5. Antropologi
ilmu pengetahuan tentang manusia, memberi suatu pandangan tentang cara kerja berkelompok yang masing – masing anggotanya dapat memberikan konstribusi sesuai dengan bidangnya

6. Linguistik
merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Untuk melakukan dialog diperlukan sarana komunikasi yang memadai berupa suatu bahasa khusus, misal bahasa grafis, bahasa alami, bahasa menu, bahasa perintah

7. Sosiologi
studi tentang pengaruh sistem manusia-komputer dalam struktur sosial, misal adanya PHK karena adanya otomasi kantor.

Manusia pada umumnya tidak pernah tahu apa yang terjadi pada saat data dimasukkan ke dalam kotak cpu melalui keyboard. Manusia (user) selalu terfokus pada monitor/printer sebagai keluaran.

Manusia jarang sekali menyadari proses interaksi dengan komputer. Manusia baru menyadari proses interaksi tersebut saat menemukan masalah dan tidak menemukan solusi pemecahannya. Biasanya manusia menyalahkan antarmuka yang kurang inovatif, kurang menarik, kurang komunikatif.

Interaksi bisa dikatakan dialog antara user dengan komputer.
Model atau jenis interaksi, antara lain :

1. Command line interface (perintah baris tunggal)
contoh : unix, linux, dos

2. Menu (menu datar dan menu tarik)
contoh : hampir semua software menggunakan menu

3. Natural language (bahasa alami)
contoh : bahasa pemrograman terstruktur (belum objek)

4. Question/answer and query dialogue
contoh : mysql, dbase interaktif, dll

5. Form-fills and spreadsheets
contoh : excel, lotus, dll

6. WIMP
- Windows Icon Menu Pointer
- Windows Icon Mouse Pulldown Menu
yang termasuk komponen WIMP : button, dialogue boxes, pallettes, dll.

Bidang ilmu interaksi manusia dan komputer adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mendesain, mengevaluasi, dan mengimplementasikan sistem komputer yang interaktif sehingga dapat digunakan oleh manusia dengan mudah.

Pengertian Interaksi
Komunikasi 2 arah antara manusia (user) dan sistem komputer.
Interaksi menjadi maksimal apabila kedua belah pihak mampu memberikan stimulan dan respon (aksi & reaksi) yang saling mendukung, jika salah satu tidak bisa, maka interaksi akan mengalami hambatan atau bahkan menuju pembiasan tujuan.

Definisi interaksi manusia dan komputer
Interaksi manusia dan komputer adalah sebuah hubungan antara manusia dan komputer yang mempunyai karakteristik tertentu untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menjalankan sebuah sistem yang bertopengkan sebuah antarmuka (interface).

Prinsip kerja komputer = input proses output
Kepada komputer diberikan data yang umumnya berupa deretan angka dan huruf. Kemudian diolah didalam komputer yang menjadi keluaran sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia.

Tanpa disadari kita (manusia/user) telah berinteraksi atau berdialog dengan sebuah benda (layar monitor), yaitu dalam bentuk menekan tombol berupa tombol angka dan huruf yang ada pada keyboard atau melakukan satu sentuhan kecil pada mouse.
Yang kemudian hasil inputan ini akan berubah bentuk menjadi informasi atau data yang seperti diharapkan manusia dengan tertampilnya informasi baru tersebut pada layar monitor atau bahkan mesin pencetak (printer).

Selasa, 03 Agustus 2010

Penembagan Usaha (Kewirausahaan)

PENGELOLAAN USAHA
Perenc ush adl suatu cetak biru tertulis yg berisikan misi, usulan, operasional, rincian srategi & peluang ush yg mungkin diraih.
Isi perenc ush: ringkasan pelaksanaan, profil ush, strategi ush, produk & jasa, strategi pemasaran, analisis pesaing, ringks karywn & pemilik, renc oprsional, data financial, usulan pinjaman, jadwal operasional (Zimmerer 1993:331).

RINGKASAN EKSEKUTIF MEMUAT:
nama, alamat, & no tlp perush
Nama, alamat & no tlp orang penting prsh
Laporan singkat
Gambaran strategi keberhasilan
Gambaran manajerial & pengalaman
Keperluan data & cara penggunaan
Laporan keuangan perusahaan

PERENCANAAN USAHA: 1. latar belakang usaha 2. gambaran usaha 3. analisis usaha 4. analisis pesaing 5. erencanaan strategi usaha 6. spesifikasi organisasi & mnjm 7. perencanaan keuangan 8. perencanaan strategi

SUMBER KEUANGAN PERUSAHAAN
Pembelanjaan internal (penggunaan dana perusahaan, penggunaan cadangan & laba yg tdk dibagi).
Pembelanjaan eksternal (dana dr pemilik atau penyertaan, pinjaman baik jangka pendek maupun jangka panjang / pembelanjaan asing, bantuan pemerintah pusat/daerah, dana ventura yi dana dr perusahaan yg ingin menginvestasikan modalnya pd perusahaan kecil.

MERINTIS USH BARU
ADA 3 CARA MEMULAI USAHA:
MERINTIS USAHA BARU (STARTING)
MEMBELI PERUSAHAAN ORANG LAIN (BUYING)
KERJA SAMA MANAJEMEN (FRANCHISING), adl kerja sm antara wirausaha (franchisee) dg perusahaan besar (franchisor) ntk menyelenggarakan usaha (waralaba).

Berjiwa Wirausaha (Kewirausahaan)

BERJIWA WIRAUSAHA
Para wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil risiko dalam mengejar tujuan. Ciri-ciri dan sifat-sifat berikut memberikan sebuah profil dari wirausaha:
Ciri-ciri Watak
Percaya diri Keyakinan
Ketidaktergantungan, individualis optimisme
Berorientasikan tugas Kebutuhan akan prestasi
dan hasil berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan
tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat energitic, dan inisiatif
Pengambil risiko Kemampuan mengambil risiko, suka
pada tantangan
Kepemimpinan Bertingkah laku sebagai pemimpin,
Dapat bergaul dengan orang lain,
Menanggapi saran-saran dan kritik.
Keorisinilan Inovatif dan kreatif
Fleksibel
Punya banyak sumber
Serba bisa, mengetahui banyak
Berorientasi ke masa Pandangan ke depan
depan Perseptif

Daftar ini meliputi watak-watak yang seyogyanya dimiliki dan dikembangkan jika ingin menjadi wirausaha. Mungkin tidak membutuhkan seluruh sifat-sifat ini, tetapi semakin banyak yang dimiliki, semakin besar kemungkinan menjadi wirausaha.
Harus ditekankan bahwa kebanyakan diri perwatakan ini saling berhubungan. Misal, orang-orang yang yakin akan dirinya mungkin menerima tanggungjawab atas perbuatan-perbuatannya, bersedia mengambil risiko dan menjadi pemimpin.
Tidak semua wirausaha sama baik dalam kesembilan belas sifat-watak ini ataupun satu dari yang lain, beberapa dari mereka ada yang sombong dan muluk-muluk, beberapa bersifat hangat dan bersahabat, beberapa ada yang menarik diri dan pemalu. Jika diukur menurut pelbagai sifat pribadi dan keterampilannya, maka sebagai suatu kelompok, para wirausaha sangat berbeda dari yang bukan wirausaha.

Falsafah Wirausaha
Sampai tingkat tertentu keberhasilan sebagai seorang wirausaha tergantung pada kesediaan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri, harus belajar banyak, tentang diri sendiri, jika bermaksud untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang paling diinginkan dalam hidup ini. Kekuatan datang dari tindakan-tindakan sendiri dan bukan dari tindakan orang lain. Meskipun risiko kegagalan selalu ada, para wirausaha mengambil risiko dengan jalan menerima tanggung jawab atas tindakan sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar. Beberapa wirausaha berhasil setelah mengalami banyak kegagalan. Belajar dari pengalaman lampau akan membantu menyalurkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha-usaha yang tidak mengenal lelah.
Kejarlah tujuan-tujuan yang berhubungan dengan kemampuan-kemampuan dan keterampilan-keterampilan. Terimalah diri sendiri apa adanya; dan coba tekankan kekuatan-kekuatan anda dan kurangi kelemahan-kelemahan. Jika secara jujur dan agresif mengejar tujuan-tujuan itu, pasti akan dapat mencapai hasil-hasil yang positif. Berorientasi kepada tujuan akan mendorong munculnya sifat-sifat muda yang paling baik. Lakukanlah hal-hal yang penting dan yang dapat dikerjakan dengan baik.
Kebanyakan tidak menyadari luasnya bidang dimana dapat menentukan tindakan-tindakan. Mencapai kesempurnaan merupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan merupakan sasaran yang realistik bagi kebanyakan wirausaha. Hasil-hasil yang dapat diterima lebih penting dari hasil-hasil yang sempurna. Berusaha mencapai suatu hasil secara sempurna demi satu tujuan dalam jangka waktu yang terlalu lama hanya akan menghambat perkembangan dan pertumbuhan pribadi anda.

Wirausaha Sebagai Pribadi
Setiap orang adalah individu yang unik, tidak ada duanya. Semua orang mempunyai pengalaman masa lampau yang berbeda, hidup dalam situasi kehidupan yang berlainan, mempunyai ikatan dan tanggungjawab yang berlainan, dan mempunyai tujuan-tujuan hidup yang berlainan.
Pengalaman masa lalu seorang wirausaha biasanya luas dan beragam serta menentukan situasi kehidupan yang sekarang. Kebanyakan wirausaha telah saling meniru satu sama lain, mungkin wirausaha lain yang lebih tua dan identifikasi yang mendekati "model peranan" demikian akan menghasilkan sikap dan keterampilan wirausaha.
Pekerjaan sekarang, keadaan keluarga dan keuangan serta faktor-faktor lain ikut menentukan sikap terhadap kewirausahaan. Pelaku bisnis mempunyai berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri sendiri dan orang lain termasuk istri, keluarga, atasan atau karyawan. Jika keikatan dan kewajiban di luar pekerjaan terlalu banyak, akan mengalami kesulitan berkelakuan sebagai wirausaha. Dalam merencanakan masa depan, bersifatlah realistik dalam menentukan hal-hal mengenai diri sendiri yang dapat diubah dan yang tidak dapat diubah. Pengalaman masa lampau seharusnya dapat membantu memahami lebih baik situasi yang ada sekarang.
Kebanyakan wirausaha mempunyai tujuan-tujuan dari pengharapan-pengharapan tertentu. Semakin jelas tujuan-tujuan yang akan dicapai, semakin besar kemungkinan mencapainya. Harus bersedia belajar dari pengalaman dan berubah dari waktu ke waktu. Selalu sadar akan cara-cara baru untuk meningkatkan produktivitas diri sendiri. Salah satu kunci utama bagi keberhasilan adalah keterlibatan dalam pertumbuhan pribadi secara terus-menerus.

Menjadi wirausaha
Menjadi seorang wirausaha lebih dari sebuah pekerjaan atau karier. Berwirausaha adalah suatu gaya hidup dan prinsip-prinsip tertentu akan mempengaruhi strategi karier. Bersifatlah fleksibel dan imaginatif, mampu merencanakan, mengambil risiko, mengambil keputusan-keputusan dan mengambil tindakan untuk mencapai tujuan. Harus bersedia bekerja dalam keadaan konflik, perubahan, dan keragu-raguan. Hal ini berarti bahwa pelaku bisnis perlu menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekterja.
Pelaku bisnis harus menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier, dan hasil-hasil yang diinginkan harus berkaitan dengan tujuan-tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran-sasaran ini harus bersifat menantang, dan memberi motivasi kepada pelaku usaha untuk belajar dan berkembang dalam karier. Pelaku usaha akan belajar paling baik, jika melakukan hal-hal yang menarik minat dan jika mempunyai keikatan pada tujuan tertentu. Harus menimbang sifat-sifat pribadi sesuai jawaban-jawaban pelaku usaha terhadap rangkaian pertanyaan berikut memberi petunjuk tentang kemampuan wirausaha.
• Apakah pekerjaan diri pelaku bisnis menghendaki agar percaya pada diri sendiri?
• Apakah pelaku bisnis biasa mempunyai motivasi diri untuk mencapai tujuan?
• Apakah pelaku bisnis dapat bekerja baik dengan orang lain?
• Di dalam suatu kelompok, apakah biasanya pelaku bisnis mengambil peranan kepemimpinan?
• Apakah pelaku bisnis memanfaatkan kesempatan untuk meluaskan pengetahuan dengan membaca dan mengikuti kursus pendidikan?
• Apakah pelaku bisnis dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang lain?
• Apakah pelaku bisnis seorang pendengar yang baik?
• Apakah prestasi-prestasi pelaku bisnis menunjukkan bahwa ada perkembangan secara personal dan profesional?
• Apakah anda memiliki citra diri yang positif?
• Tujuan-tujuan apakah yang ingin pelaku bisnis capai dan apakah tujuan-tujuan ini merupakan tantangan?
• Apakah pelaku bisnis mampu membuat keputusan dengan mudah dan yakin?


Sikap Terhadap Karir
Para wirausaha memiliki kemampuan-kemampuan tertentu yang dapat diterapkan pada sejumlah karir yang luas. Memikirkan faktor-faktor berikut akan membantu pelaku wirausaha mengembangkan sikap-sikap kewirausahaan dalam karir.
• Pilihlah sebuah karir yang akan memberikan wirausahawan kemungkinan untuk rnewujudkan diri secara kreatif dan juga memungkinkan pertumbuhan pribadi dan profesi. Jangan menganggap remeh kemampuan dan bakat diri sendiri.
• Jika wirausahawan memulai karir, tindakan-tindakan pelaku bisnis hendaknya mencontoh orang-orang yang berhasil dalam bidang pekerjaan yang sama. Sekali mengerti teknik-teknik dalam mencapai sukses, gunakan teknik-teknik itu untuk mengembangkan karir sendiri dengan cara sendiri. Jangan meniru secara buta, pusatkan perhatian pada aspek-aspek khusus dari orang-orang yang berhasil. Kembangkan sifat-sifat positif melalui praktek sehari-hari.
• Ketahuilah sebanyak mungkin tentang karir yang telah dipilih. Pengetahuan ini akan membantu menjadi ahli dalam jenis pekerjaan tertentu ini.
• Selalu berusaha meningkatkan diri, puaslah dengan prestasi masa lampau, namun pandanglah ke depan untuk menciptakan tujuan-tujuan baru sebagai sumber perbaikan diri.
• Karena semua selalu berubah, maka wirausahawan haruslah berubah. Terimalah perubahan dan gunakan perubahan untuk memotivasi diri guna mencapai tujuan atau sasaran yang lebih tinggi.
• Harus berorientasikan tindakan. Melalui tindakanlah akan mampu mengambil keuntungan dari peluang-peiuang karir baru yang akan mengantar kepada sukses masa depan.
• Harus memiliki kekuatan-kekuatan dan kelemahan diri pribadi, daripada menghabiskan waktu untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan, lebih baik bersandarlah dan gunakan kekuatan–kekuatan itu. Akuilah kelemahan–kelemahan dan carilah sumber–sumber daya lain untuk mengimbangu kekurangan–kekurangan ini.
• Dalam kegiatan-kegiatan sehari–hari, buatlah beberapa hal menjadi rutin agar mempunyai lebih banyak waktu untuk berwirausaha. Dalam kegiatan–kegiatan rutin, lebih sedikit tenaga terpakai, sedangkan kegiatan–kegiatan non-rutin menghendaki lebih banyak waktu dan tenaga. Jika memperkenalkan keteraturan dan kerutinan dalam kehidupan sehari–hari, pelaku bisnis mempunyai lebih banyak tenaga untuk kegiatan – kegiatan wirausaha yang kreatif.
• Jika terlibat secara pribadi, maka terimalah tanggungjawab untuk mensukseskan sesuatu kegiatan, Terimalah secara realistik tanggungjawab maupun keterbatasan-keterbatasan dari suatu keadaan,
• Harus mampu menggabungkan sifat–sifat pribadi dari para individu yang bekerja untuk diri sendiri dalam upaya mencapai hasil–hasil maksimum. Keberhasilan akan ditentukan oleh prestasi para karyawan.
• Tunjukkan keyakinan pada diri sendiri maupun pada karyawan. Harus yakin akan kemampuan staf dan akan hasil – hasil yang dicapai.
• Penampilan diri akan mempengaruhi citra diri sendiri. Jika tampil baik, anda akan merasa baik juga. Penampilan akan menentukan positif atau negatifnya reaksi orang lain dari diri sendiri, pastikan agar penampilan menarik.
• Mengambil keputusan merupakan suatu ciri utama dari wirausaha yang berhasil. Dalam banyak hal, keputusan – keputusan harus diambil dengan informasi dan fakta yang terbatas. Jika situasi menghendaki agar mengambil keputusan, harus membuat keputusan dan awasi agar keputusan itu diterapkan.
• Hiduplah pada masa sekarang dan jangan memboroskan waktu dengan menyesali kegagalan-kegagalan di masa lampau. Berpalinglah ke masa depan untuk memberikan pengalaman yang menguntungkan dan memuaskan.


Sikap Mental
Para wirausaha memiliki pandangan hidup yang sehat. Mereka merupakan individu-individu matang yang telah mengembangkan suatu cara menilai pengalaman-pengalaman secara sehat.
Saran-saran berikut akan membantu untuk mengembangkan sikap mental yang baik.
• Para wirausaha adalah orang-orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasinya. Tunjukkan sikap mental yang positif terhadap pekerjaan, karena sikap inilah yang akan ikut menentukan keberhasilan.
• Otak merupakan alat yang berdaya luar biasa. Menyediakan waktu beberapa saat setiap hari untuk memikirkan sesuatu akan memungkinkan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
• Kebanyakan orang membatasi pikiran-pikirannya pada problem-problem dan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Gunakan imajinasi untuk meluaskan pikiranpikiran dan cobalah berpikir yang “besar-besar”. Orang-orang yang dapat melihat “gambaran besar” adalah orang yang bersifat wirausaha dan merupakan calon-calon pemimpin bisnis maupun masyarakat.
• Rasa humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat. Terlalu serius dapat merugikan pekerjaan anda dan tidak sehat. Menunjukkan rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan jalan menyebarkan optimisme dan suasana yang santai.
• Pikiran harus terorganisasi dengan baik sekali dan mampu memfokus pada pelbagai problem. Harus mampu memindahkan perhatian dari satu problem ke problem lain dengan upaya yang minim.

Pentingnya Sikap Positif
Kebanyakan orang membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap, sedang para wirausaha menggunakan sikap untuk mengendalikan keadaan. Sikap mental positif memudahkan untuk memfokus pada kegiatan-kegiatan, kejadian-kejadian dan atas hasil-hasil yang ingin dicapai. Pengalaman-pengalaman negatif mempunyai segi-segi yang positif. Harus bersikap mental secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari setiap pengalaman.
Sikap mental positif dapat dikembangkan setelah jangka waktu yang lama. Faktor-faktor berikut ini berguna bagi wirausaha dalam mengembangkan sikap mental positif.
• Pusatkan perhatian sedemikian rupa dan gunakan pikiran secara produktif.
• Pilih sasaran-sasaran positif dalam pekerjaan.
• Bergaul dengan orang-orang yang berpikir dan bertindak secara wirausaha. Cara berpikir dan ciri-ciri dari orang-orang di sekitarnya, berimbas pada diri sendiri.
• jauhi pikiran dan ide negatif.
• Sadar bahwa diri sendiri yang mengendalikan pikiran dan gunakan pikiran secara produktif.
• Harus selalu awas terhadap peluang-peluang untuk meningkatkan situasi, baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan kerja maupun dalam kehidupan masyarakat.
• Jangan takut meninggalkan suatu ide, jika tidak menghasilkan hasil yang benar. Lebih baik mengubah arah dari pada mengejar suatu ide yang tidak akan berhasil secara memuaskan.
• Lingkungan akan mempengaruhi prestasi. jika lingkungan tidak memenuhi kebutuhan-kebutuhan diri wirausaha, ubah lingkungan itu, atau pindah ke lingkungan lain yang lebih positif dan memungkinkan tercapai sasaran-sasaran yang diinginkan.
• Percaya pada diri sendiri dan bakat-bakat pribadi. Sukses akan datang kepada yang percaya pada kemampuan diri sendiri dan menggunakan kemampuan itu sepenuhnya.
• Hilangkan beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran pada suatu problem tertentu. Sekali telah mencapai keputusan, ambil tindakan untuk memecahkan persoalan itu. Usahakan agar konflik-konflik mental diselesaikan secepat mungkin.
Hubungan dengan yang terakhir ini, riset mutakhir telah menunjukkan bahwa ciri pokok dari wirausaha yang berhasil adalah kemampuan untuk mengambil keputusan dalam suasana stress. Mengelola dalam situasi stress yang terus menerus menghendaki keadaan fisik dan mental yang baik. Paling penting dalam menangani stress meliputi: perhatikan dalam makan dan minum, tidur dan istirahat yang cukup, tidak merokok; memisahkan yang penting dari yang “mendesak” dan dari yang “lain-lain” diman harus dibuat dan lalu menangani hal-hal yang penting terlebih dahulu dengan mengambil tindakan tidak hanya berhenti pada rasa cemas. Caranya, menyiapkan rencana-rencana darurat untuk menangani jika terjadi paling buruk, lebih baik, atau paling mungkin terjadi.

Dalam mengurangi stress, yang harus diingat adalah menyediakan cukup waktu dan berusaha untuk bekerja sesuai dengan rencana.

Kebiasaan dan Sikap
Kebiasaan-kebiasaan baik susah diperoleh, tetapi sekali telah diperoleh akan merupakan harta yang paling penting. Eksekutif puncak telah menjadikan kebiasaan mulai bekerja pagi-pagi. Bangun dua atau tiga jam lebih dini dari orang biasa merupakan sebuah cara untuk menjadi lebih produktif. Hal ini menghendaki usaha yang besar, dan tidak menyenangkan. Namun, jika wirausaha itu dapat membentuk kebiasaan ini selama satu bulan setiap hari, kegiatan itu akan menjadi kebiasaan.
Menggunakan waktu dini secara produktif, akan membantu jika pada malam sebelumnya telah memutuskan bagaimana menggunakannya. Ini akan membawa kebiasaan baik lainnya, merencanakan kegiatan-kegiatan penting hari berikut sebelum pergi tidur setiap malam.
Jika setelah satu bulan ingin mempertahankan kebiasaan yang baru di peroleh, kemungkinan besar bahwa kebiasaan itu kebiasaan yang baik dan yang memegang peranan penting dalam prestasi masa depan.
Jika mengerti bahwa diri sendiri yang bertanggungjawab atas tindakan-tindakan, seharusnya bersedia meninjau kembali kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan. Kebiasaan baru perlu menggantikan kebiasaan lama, agar ikut menunjang keberhasilan masa depan.

Norma dan Etika Bisnis (Kewirausahaan)

Norma dan Etika Bisnis

Salah satu aspek perlu mendapat perhatian dalam dunia bisnis adalah norma dan etika bisnis. Etika bisnis dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan, juga sangat menentukan maju atau mundurnya perusahaan. Menurut Zimmerer (1996:20), etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan. Etika, pada dasarnya adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang tidak benar. Perilaku etika berperan melakukan 'apa yang benar' dan 'baik' untuk menentang apa yang `salah' dan ‘buruk’. Menurut Ebert dan Griffin (200:80), etika bisnis adalah istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan perilaku etika dari seorang manajer atau karyawan suatu organisasi.
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan perusahaan, karena semua keputusan perusahaan sangat memengaruhi dan dipengaruhi oleh pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua individu atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap keputusan perusahaan. Ada dua jenis pemilik kepentingan yang berpengaruh terhadap keputusan perusahaan, yaitu pemilik kepentingan internal dan eksternal. Investor, karyawan, manajemen, dan pimpinan perusahaan merupakan pemilik kepentingan internal, sedangkan pelanggan, asosiasi dagang, kreditor, pemasok, pemerintah, masyarakat umum, dan kelompok khusus yang berkepentingan terhadap perusahaan merupakan pemilik kepentingan eksternal. Pihak-pihak ini sangat menentukan keputusan dan keberhasilan perusahaan. Menurut Zimmerer (1996:21), yang termasuk kelompok pemilik kepentingan yang memengaruhi keputusan bisnis adalah:
1. Para Pengusaha dan Mitra Usaha
Merupakan pesaing, tetapi para pengusaha juga merupakan mitra. Sebagai mitra, para pengusaha merupakan relasi usaha yang dapat bekerja sama dalam menyediakan informasi atau sumber peluang, misalnya akses pasar, bahan baku, dan sumber daya lain. Mitra usaha dapat berperan sebagai pemasok, produsen, dan pemasar. Secara bersama-sama menentukan harga jual atau harga beli, daerah pemasaran, dan standar barang serta jasa. Loyalitas mitra usaha akan sangat bergantung pada kepuasan yang mereka terima (bagian dari kepuasan pemilik kepentingan) perusahaan.

2. Petani dan Perusahaan Pemasok Bahan Baku
Petani dan perusahaan berperan dalam menyediakan bahan baku. Pasokan bahan baku yang kurang bermutu dan lambat dapat memengaruhi kinerja perusahaan. Petani dan perusahaan pemasok bahan baku merupakan faktor yang langsung mempengaruhi keputusan bisnis. Keputusan dalam menentukan kualitas barang dan jasa sangat bergantung pada pemasok bahan baku.
Contoh:
Untuk menghasilkan produk jamu "Sido Muncul" atau "Nyonya Mener" yang berkualitas tinggi, diperlukan bahan baku berkualitas tinggi yang dihasilkan oleh para petani. Bahan baku yang berkualitas sangat bergantung pada loyalitas para petani dalam menghasilkan bahan baku. Sebaliknya, loyalitas petani penghasil bahan baku yang tinggi sangat bergantung pada tingkat kepuasan yang mereka terima dari perusahaan, baik dalam menentukan keputusan harga jual bahan baku maupun dalam bentuk insentif lainnya.

3. Organisasi Pekerja yang Mewakili Pekerja
Organisasi atau serikat pekerja dapat mempengaruhi keputusan melalui proses tawar-menawar secara kolektif. Tawar-menawar tingkat upah, jaminan sosial, kesehatan, kompensasi, dan jaminan hari tua sangat berpengaruh langsung terhadap pengambilan keputusan. Perusahaan yang tidak melibatkan organisasi pekerja dalam mengambil keputusan sering menimbulkan protes-protes yang mengganggu jalannya perusahaan. Sebagai contoh, unjuk rasa buruh yang terjadi di Indonesia sekarang ini adalah sebagai akibat ketidakpuasan para buruh terhadap keputusan sepihak yang diambil perusahaan. Para buruh kurang dilibatkan dalam pengambilan keputusan perusahaan. Ketidakloyalan para pekerja dan protes buruh adalah akibat dari ketidakpuasan mereka terhadap keputusan yang diambil perusahaan.
Ketidakloyalan yang paling tragis adalah ketika perusahaan sedang mengalami penurunan keuntungan akibat krisis ekonomi, tetapi para pekerja justru menuntut kenaikan upah dan jaminan kerja yang lebih tinggi. Tuntutan ini sebagai akibat dari kurangnya kepuasan para pekerja dalam hal upah dan jaminan kerja yang tetap rendah saat perusahaan mendapatkan keuntungan yang tinggi.

4. Pemerintah yang Mengatur Kelancaran Aktivitas Usaha
Pemerintah dapat mengatur kelancaran aktivitas usaha melalui serangkaian kebijaksanaan yang dibuat. Peraturan dan perundang-undangan pemerintah sangat berpengaruh terhadap iklim usaha. Undang-undang monopoli, hak paten, hak cipta, dan peraturan yang melindungi dan mengatur jalannya usaha sangat besar pengaruhnya terhadap dunia usaha. Misal, pemberian hak monopoli dan pembebasan pajak (tax holiday) oleh pemerintah terhadap perusahaan mobil "Timor" sebagai produk mobil nasional menjadikan produk perusahaan tersebut menguasai pasaran tahun 1990 sampai dengan 1999. Akan tetapi, ketika pemberian hak monopoli dan pembebasan bea masuk dari pemerintah dikurangi, maka harga mobil Timor naik, sehingga mengakibatkan pangsa pasar turun.

5. Bank Penyandang Dana Perusahaan
Bank selain berfungsi sebagai jantung perekonomian secara makro, juga berfungsi sebagai lembaga yang dapat menyediakan dana perusahaan. Neraca-neraca perbankan yang kurang likuid dapat mempengaruhi neraca-neraca perusahaan yang tidak likuid. Sebaliknya, neraca-neraca perusahaan yang kurang likuid dapat mempengaruhi keputusan bank dalam menyediakan dana bagi perusahaan. Bunga kredit bank dan persyaratan yang dibuat bank penyandang dana sangat besar pengaruhnya terhadap keputusan yang diambil dalam bisnis. Sebagai contoh, krisis perbankan yang terjadi di Indonesia mengakibatkan krisis neraca perusahaan, baik perusahaan skala kecil, menengah, maupun besar.

6. Investor Penanam Modal
Investor penyandang dana dapat mempengaruhi perusahaan melalui serangkaian persyaratan yang diajukan. Persyaratan tersebut akan mengikat dan sangat besar pengaruhnya dalam pengambilan keputusan. Misal, investor hanya bersedia menanam modal di Indonesia apabila modal yang diinvestasikan menjamin pengembalian investasi yang besar. Untuk itu, para investor sering kali menerapkan persyaratan manajemen mereka, misal standar tenaga kerja, bahan baku, produk, dan aturan lain. Jadi, loyalitas investor sangat bergantung pada tingkat kepuasan mereka atas hasil modal yang ditanamkan.

7. Masyarakat Umum yang Dilayani
Masyarakat umum yang dilayani dapat mempengaruhi keputusan bisnis, akan menanggapi dan memberikan informasi tentang bisnis, juga merupakan konsumen yang akan menentukan keputusan-keputusan perusahaan, baik dalam menentukan produk barang dan jasa yang dihasilkan maupun teknik produksi yang digunakan. Tanggapan terhadap operasi perusahaan, kualitas, harga, dan jumlah barang serta pelayanan perusahaan mempengaruhi keputusan-keputusan perusahaan. Harga dan kualitas barang serta pelayanan perusahaan kepada masyarakat yang kurang memuaskan akan menciptakan citra perusahaan yang kurang baik. Berarti loyalitas masyarakat (sebagai bagian dari pemilik kepentingan) terhadap perusahaan menjadi rendah sebagai akibat rendahnya kepuasan yang mereka terima dari perusahaan.

8. Pelanggan yang Membeli Produk
Pelanggan yang membeli produk secara langsung dapat mempengaruhi keputusan bisnis. Barang dan jasa yang akan dihasilkan, jumlah, dan teknologi yang diperlukan sangat ditentukan oleh pelanggan dan mempengaruhi keputusan-keputusan bisnis.
Selain kelompok-kelompok tersebut di atas, beberapa kelompok lain yang berperan dalam perusahaan adalah para pemilik kepentingan kunci (key stakeholders) seperti manajer, direktur, dan kelompok khusus. Semua kelompok pemilik kepentingan, baik secara internal maupun eksternal, oleh Zimmerer ditunjukkan pada Gambar berikut.


Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa loyalitas pemilik kepentingan sangat bergantung pada kepuasan yang mereka peroleh. Menurut Ebert (2000:182), jika seseorang menyukai suatu pekerjaan, maka ia akan merasa puas, bila merasa puas, maka ia akan memiliki sikap loyal, komitmen, dan kerja keras, yang berarti memiliki moral yang tinggi. Mathieu Paquerot (2000), seorang guru besar University of La Rochelle Prancis, dalam makalahnya "Stakeholders Loyality," mengemukakan bahwa kepuasan pemilik kepentingan akan mendorong loyalitas mereka terhadap perusahaan. Menurutnya, "...loyalitas dari pemilik kepentingan dapat mendorong perusahaan untuk menciptakan diferensiasi, oleh karena loyalitas dapat mendorong diferensiasi, maka loyalitas pemilik kepentingan akan menjadi hambatan bagi para pesaing." Ingat bahwa diferensiasi merupakan bagian dari strategi generik untuk memenangkan persaingan (Porter: 1998).
Jelas bahwa etika bisnis merupakan landasan penting dan harus diperhatikan terutama untuk menciptakan dan melindungi reputasi perusahaan. Menurut Zimmerer, etika bisnis merupakan masalah yang sangat sensitif dan kompleks. Membangun etika untuk mempertahankan reputasi adalah lebih sukar daripada menghancurkan.
Selain etika dan perilaku, yang tidak kalah pentingnya dalam bisnis adalah norma etika. Menurut Zimmerer (1996:22), ada tiga tingkatan norma etika, yaitu:
1. Hukum, berlaku bagi masyarakat secara umum, mengatur tentang perbuatan mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Hukum hanya mengatur standar perilaku minimum.
2. Kebijakan dan prosedur organisasi, memberi arahan khusus bagi setiap orang dalam organisasi dalam mengambil keputusan sehari-hari. Para karyawan akan bekerja sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan/organisasi.
3. Moral sikap mental individual, sangat penting untuk menghadapi suatu keputusan yang tidak diatur oleh aturan formal. Nilai moral dan sikap mental individual biasanya berasal dari keluarga, agama, dan sekolah. Sebagian lain yang menentukan etika perilaku adalah pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Kebijakan dan aturan perusahaan sangat penting terutama untuk membantu, mengurangi, dan mempertinggi pemahaman karyawan tentang etika perilaku.
Menurut Zimmerer (1996), kerangka kerja etika dapat dikembangkan melalui tiga tahap:
1. Tahap pertama, mengakui dimensi-dimensi etika yang ada sebagai suatu alternatif atau keputusan. Artinya, sebelum wirausaha menginformasikan suatu keputusan etika yang dibuat, terlebih dahulu ia harus mengakui etika yang ada.
2. Tahap kedua, mengidentifikasi pemilik kepentingan kunci yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Setiap keputusan bisnis akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh berbagai pemilik kepentingan. Karena konflik dalam pemilik kepentingan dapat mempengaruhi pembuatan keputusan, maka sebelum keputusan itu dibuat, terlebih dahulu harus dihindari konflik antar pemilik kepentingan.
3. Tahap ketiga, membuat pilihan alternatif dan membedakan antara tanggapan etika dan bukan etika. Ketika membuat pilihan alternatif tanggapan etika dan bukan etika serta mengevaluasi dampak positif dan negatifnya, manajer akan menemukan beberapa hal berikut:
a. Prinsip-prinsip dan etika perilaku
b. Hak-hak moral
c. Keadilan
d. Konsekuensi dan hasil
e. Pembenaran publik
f. Intuisi dan pengertian/wawasan

4. Tahap keempat adalah memilih tanggapan etika yang terbaik dan mengimplementasikannya. Pilihan tersebut harus konsisten dengan tujuan, budava, dan sistem nilai perusahaan serta keputusan individu.
Menurut Zimmerer, pihak yang bertanggung jawab terhadap moral etika adalah manajer. Oleh karena itu, ada tiga tipe manajer dilihat dari sudut etika, yaitu:
1. Manajemen Tidak Bermoral.
Manajemen tidak bermoral didorong oleh kepentingan dirinya sendiri, demi keuntungan sendiri atau perusahaan. Kekuatan yang menggerakkan manajemen immoral adalah kerakusan/ketamakan, yaitu berupa prestasi organisasi atau keberhasilan personal. Manajemen tidak bermoral merupakan kutub yang berlawanan dengan manajemen etika. Misal, pengusaha yang menggaji karyawan dengan gaji di bawah upah minimum atau perusahaan yang meniru produk-produk perusahaan lain, atau perusahaan percetakan yang memperbanyak cetakan melebihi kesepakatan dengan pemegang hak cipta, dan sebagainya (Zimmerer, Scarborough, Entrepreneurship and The New Ventura Formation, 1996, hal. 21).
2. Manajemen Amoral.
Tujuan utama dari manajemen amoral adalah laba, akan tetapi tindakan berbeda dengan manajemen immoral. Ada satu kata kunci yang membedakan, yaitu tidak dengan sengaja melanggar hukum atau norma etika, apa yang terjadi pada manajemen amoral adalah bebas kendali dalam mengambil keputusan, artinya tidak mempertimbangkan etika dalam mengambil keputusan. Salah satu contoh dari manajemen amoral adalah penggunaan uji kejujuran detektor bagi calon karyawan.
3. Manajemen Bermoral.
Manajemen bermoral juga bertujuan untuk meraih keberhasilan, tetapi dengan menggunakan aspek legal dan prinsip-prinsip etika. Filosofi manajer bermoral selalu melihat hukum sebagai standar minimum untuk beretika dalam perilaku.

Prinsip-prinsip Etika dan Perilaku Bisnis
Menurut pendapat Michael Josephson (1988) yang dikutip oleh Zimmerer (1996:27-28), secara universal, ada 10 prinsip etika yang mengarahkan perilaku, yaitu:
1. Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh-sungguh, terus-terang, tidak curang, tidak mencuri, tidak menggelapkan, dan tidak berbohong.
2. lntegritas, yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan yang terhormat, tulus hati, berani dan penuh pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat, dan dapat dipercaya.
3. Memelihara janji, yaitu selalu mentaati janji, patut dipercaya, penuh komitmen, patuh, tidak menginterprestasikan persetujuan dalam bentuk teknikal atau legalistik dengan dalih ketidakrelaan.
4. Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan, dan negara, tidak menggunakan atau memperlihatkan informasi rahasia, begitu juga dalam suatu konteks profesional, menjaga/melindungi kemampuan untuk membuat keputusan profesional yang bebas dan teliti, dan menghindari hal yang tidak pantas serta konflik kepentingan.
5. Kewajaran/keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui kesalahan, memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan toleran terhadap perbedaan, serta tidak bertindak melampaui batas atau mengambil keuntungan yang tidak pantas dari kesalahan atau kemalangan orang lain.
6. Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas kasihan, tolong-menolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan orang lain.
7. Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat orang lain, kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun, tidak merendahkan dan mempermalukan martabat orang lain.
8. Warga negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu mentaati hukum/aturan, penuh kesadaran sosial, dan menghormati proses demokrasi dalam mengambil keputusan.
9. Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik dalam pertemuan personal maupun pertanggungjawaban profesional, tekun, dapat dipercaya/diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan semua tugas dengan kemampuan terbaik, dan mengembangkan serta mempertahankan tingkat kompetensi yang tinggi.
10. Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki dan menerima tanggung jawab atas keputusan dan konsekuensi serta selalu memberi contoh.
Sumber: Michael Josephson, Teaching Ethical Decision Making and Principled Reasoning, Ethics: Easier Said Than Done, musim dingin, 1988, hal 28-19.
Cara-cara Mempertahankan Standar Etika
1. Ciptakan kepercayaan perusahaan.
Kepercayaan perusahaan dalam menetapkan nilai-nilai perusahaan yang mendasari tanggung jawab etika bisnis bagi pemilik kepentingan.
2. Kembangkan kode etik.
Kode etik merupakan suatu catatan tentang standar tingkah laku dan prinsip-prinsip etika yang diharapkan perusahaan dari karyawan.
Topik-topik khas yang ada pada suatu kode etik biasanya memuat tentang:
a. Ketulusan hati secara fundamental
b. Kualitas dan keamanan produk
c. Kesehatan dan keamanan tempat kerja
d. Konflik kepentingan
e. Praktik dan latihan karyawan
f. Praktik pemasaran dan penjualan
g. Keamanan/kebebasan
h. Kegiatan. berpolitik
i. Pelaporan. finansial. Hubungan dengan pemasok
j. Penentuan harga, pengajuan rekening, dan kontrak
k. Jaminan dagang/ informasi orang dalam
l. Pembavaran untuk mendapatkan usaha
m. Perlindungan lingkungan
n. Informasi pernilikan
o. Keamanan kemasan
3. Jalankan kode etik secara adil dan konsisten. Manajer harus mengambil tindakan apabila mereka melanggar etika. Bila karyawan mengetahui bahwa yang melanggar etika tidak dihukum, maka kode etik menjadi tidak berarti apa-apa.
4. Lindungi hak perorangan.
Akhir dari semua keputusan setiap etika sangat bergantung pada individu. Melindungi seseorang dengan kekuatan prinsip moral dan nilainya merupakan jaminan terbaik untuk menghindari penyimpangan etika. Untuk membuat keputusan etika seseorang harus memiliki:
a. Komitmen etika, yaitu tekad seseorang untuk bertindak secara etis dan melakukan sesuatu yang benar;
b. Kesadaran etika, yaitu kemampuan untuk merasakan implikasi etika dari suatu situasi;
c. Kemampuan kompetensi, yaitu kemampuan untuk menggunakan suara pikiran moral dan mengembangkan strategi pemecahan masalah secara praktis.
5. Adakan pelatihan etika.
Workshop merupakan alai untuk meningkatkan kesadaran para karyawan.
6. Lakukan audit etika secara periodik.
Audit merupakan cars terbaik untuk mengevaluasi efektivitas sistem etika. Hasil evaluasi tersebut akan memberikan suatu sinyal kepada karyawan bahwa etika bukan sekadar gurauan.
7. Pertahankan standar tinggi tentang tingkah laku, tidak hanya aturan.
Tidak ada seorang pun yang dapat mengatur norma dan etika, tetapi manajer bisa saja membolehkan orang untuk mengetahui tingkat penampilan yang mereka harapkan. Standar tingkah laku sangat penting untuk menekankan betapa pentingnya etika dalam organisasi. Setiap karyawan harus mengatahui bahwa etika tidak bisa dinegosiasi atau ditawar.
8. Hindari contoh etika yang tercels setiap saat dan etika diawali dari atasan. Atasan harus memberi contoh dan menaruh kepercayaan kepada bawahan.
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah.
Komunikasi dua arah sangat penting, yaitu untuk menginformasikan barang dan jasa yang di hasilkan dan menerima aspirasi untuk perbaikan perusahaan.
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika.
Para karyawan diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang bagaimana standar etika dipertahankan.
Tanggung Jawab Perusahaan
Selain etika, yang tidak kalah pentingnya adalah pertanggungjawaban sosial perusahaan. Menurut Ebert dan Griffin (2000:83), etika sangat berpengaruh terhadap tingkah laku individual. Tanggung jawab sosial mencoba menjembatani komitmen individu dan kelompok dalam suatu lingkungan sosial, seperti pelanggan, perusahaan lain, karyawan, dan investor. Tanggung jawab sosial menyeimbangkan komitmen-komitmen yang berbeda. Menurut Zimmerer, ada beberapa macam pertanggungjawaban perusahaan, yaitu:
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan.
Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus memerhatikan, melestarikan, dan menjaga lingkungan, misal tidak membuang limbah yang mencemari lingkungan, berusaha mendaur ulang limbah yang merusak lingkungan, dan menjalin komunikasi dengan kelompok masyarakat yang ada di lingkungan sekitar.
2. Tanggung jawab terhadap karyawan.
Menurut Ebert (2000:89), semua aktivitas manajemen sumber daya manusia seperti penerimaaan karyawan baru, pengupahan, pelatihan, promosi, dan kompensasi merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan. Menurut Zimmerer (2000), tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan dapat dilakukan dengan cara:
a. Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan.
b. Meminta input kepada karyawan.
c. Memberikan umpan balik positif maupun negatif.
d. Selalu menekankan tentang kepercayaan kepada karyawan.
e. Membiarkan karyawan mengetahui apa yang sebenarnya mereka harapkan.
f. Memberikan imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan baik.
g. Memberi kepercayaan kepada karyawan.
3. Tanggung jawab terhadap pelanggan.
Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pelanggan menurut Ebert (2000:88) ada dua kategori, yaitu:
a. Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas;
b. Memberikan harga produk dan jasa yang adil dan wajar. Tanggung jawab sosial perusahaan juga termasuk melindungi hak-hak pelanggan. Menurutnya, ada empat hak pelanggan, yaitu:
1) Hak mendapatkan produk yang aman.
2) Hak mendapatkan informasi segala aspek produk.
3) Hak untuk didengar.
4) Hak memilih apa yang akan dibeli.
Sedangkan menurut Zimmerer (1996), hak-hak pelanggan yang harus dilindungi meliputi:
a. Hak keamanan.
Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan harus berkualitas dan memberikan rasa aman, demikian juga kemasannya.
b. Hak mengetahui.
Konsumen berhak untuk mengetahui barang dan jasa yang mereka beli, termasuk perusahaan yang menghasilkan barang tersebut.
c. Hak untuk didengar.
Komunikasi dua arah harus dibentuk, yaitu untuk menyalurkan keluhan produk dan jasa dari konsumen dan untuk menyampaikan berbagai informasi barang dan jasa dari perusahaan.
d. Hak atas pendidikan.
Pelanggan berhak atas pendidikan, misalnya pendidikan tentang bagaimana menggunakan dan memelihara produk. Perusahaan harus menyediakan program pendidikan agar pelanggan memperoleh informasi barang dan jasa yang akan dibeli.
e. Hak untuk memilih.
Hal terpenting dalam persaingan adalah memberikan hak untuk memilih barang dan jasa yang mereka perlukan. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tidak mengganggu persaingan dan mengabaikan undang-undang antimonopoli (antitrust).
4. Tanggung jawab terhadap investor.
Tanggung jawab perusahaan terhadap investor adalah menyediakan pengembalian investasi yang menarik, seperti memaksimumkan laba. Selain itu, perusahaan juga bertanggung jawab untuk melaporkan kinerja keuangan kepada investor seakurat dan setepat mungkin.
5. Tanggung jawab terhadap masyarakat.
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitar, misal menyediakan pekerjaan dan menciptakan kesehatan serta kontribusi terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi perusahaan tersebut berada.

Pentingnya studi kelayakan usaha (Kewirausahaan)

Pentingnya Studi Kelayakan Usaha
Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan, harus diadakan penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan tersebut memadai dan dapat diperoleh secara terus-menerus dalam waktu yang lama? Secara teknis, mungkin saja usaha tersebut layak dilakukan, tetapi secara ekonomis dan sosial, kemungkinan kurang memberikan manfaat. Untuk itu, ada dua studi atau analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu bisnis untuk dimulai dan dikembangkan, yaitu:
(1) Studi kelayakan usaha
(2) Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (strength, weakness, opportunity, threat—SWOT)
Studi kelayakan usaha atau analisis proyek bisnis adalah penelitian tentang layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha.
Hasil studi kelayakan usaha pada prinsipnya bisa digunakan antara lain untuk:
1. Merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik, mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.
2. Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menambah kapasitas pabrik, memperluas skala usaha, mengganti peralatan/mesin, menambah mesin baru, memperluas cakupan usaha, dan sebagainya.
3. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan, misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau perakitan, proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya.
Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan usaha di antaranya :
1. Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)
Memulai bisnis atau mengembangkan bisnis yang sudah ada sudah barang tentu memerlukan pengorbanan yang cukup besar dan selalu dihadapkan pada ketidakpastian. Dalam kewirausahaan, studi kelayakan usaha sangat penting dilakukan agar kegiatan usaha tidak mengalami kegagalan dan memberi keuntungan sepanjang waktu. Demikian juga bagi penyandang dana yang mengajukan persyaratan tertentu seperti bankir, investor, dan pemerintah. Studi kelayakan berfungsi sebagai laporan, pedoman, dan bahan pertimbangan untuk merintis dan mengembangkan usaha atau melakukan investasi baru, sehingga bisnis yang akan dilakukan meyakinkan wirausaha itu sendiri maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.
2. Investor dan Penyandang Dana
Bagi investor dan. penyandang dana, studi kelayakan usaha penting untuk memilih jenis investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas modal yang ditanamkan atau dipinjamkan, apakah investasi yang dilakukan memberi jaminan pengembalian investasi yang memadai atau tidak. Oleh investor, studi kelayakan sering digunakan sebagai bahan pertimbangan layak atau tidaknya investasi dilakukan.
3. Masyarakat dan Pemerintah
Bagi masyarakat, studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat sekitar atau sebaliknya justru merugikan, seperti bagaimana dampak lingkungan, apakah positif atau negatif. Bagi pemerintah, studi kelayakan sangat penting untuk mempertimbangkan izin usaha atau penyedidan fasilitas lainnya.
Proses dan Tahap Studi Kelayakan
Studi kelayakan usaha dapat dilakukan melalui tahap-tahap berikut:
Tahap Penemuan Ide atau Perumusan Gagasan
Tahap penemuan ide adalah tahap di mana wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha baru. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi, misalnya kemungkinan-kemungkinan bisnis yang paling memberikan peluang untuk dilakukan dan menguntungkan dalam jangka waktu yang panjang. Banyak kemungkinan, misalnya bisnis industri, perakitan, perdagangan, usaha jasa, atau jenis usaha lain yang dianggap paling layak.
Tahap Formulasi Tujuan
Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis, seperti visi dan misi bisnis yang hendak diemban setelah bisnis tersebut diidentifikasi apakah misinya untuk menciptakan barang dan jasa yang sangat diperlukan masyarakat sepanjang waktu ataukah untuk menciptakan keuntungan yang langgeng, atau apakah visi dan misi bisnis yang akan dikembangkan tersebut benar-benar menjadi kenyataan atau tidak? Semuanya dirumuskan dalam bentuk tujuan.
Tahap Analisis
Tahap penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahapan ini dilakukan seperti prosedur proses penelitian ilmiah lainnya, yaitu dimulai dengan mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam studi kelayakan usaha hanya dua, yaitu dilaksanakan atau tidak dilaksanakan.
Adapun aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analisis tersebut meliputi:
1. Aspek pasar, mencakup produk yang akan dipasarkan, peluang, permintaan dan penawaran, harga, segmentasi, pasar sasaran, ukuran, perkembangan, dan struktur pasar serta strategi pesaing.
2. Aspek teknik produksi/operasi, meliputi lokasi, gedung bangunan, mesin dan peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi, lokasi, dan tata letak pabrik atau tempat usaha.
3. Aspek manajemen / pengelolaan, meliputi organisasi, aspek pengelolaan, tenaga kerja, kepemilikan, yuridis, lingkungan, dan sebagainya. Aspek yuridis dan lingkungan perlu menjadi bahan analisis sebab perusahaan harus mendapat pengakuan dari berbagai pihak dan harus ramah lingkungan.
4. Aspek finansial/keuangan, meliputi sumber dana dan penggunaannya, proyeksi biaya, pendapatan, keuntungan, dan arus kas.
Tahap Keputusan
Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, maka langkah berikutnya adalah tahap pengambilan keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung risiko, maka keputusan bisnis biasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi, seperti Periode Pembayaran Kembali (Pay Back Period—PBP), Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value—NPV), Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return—IRR), dan sebagainya yang akan diuraikan dalam bab ini.
Secara ringkas, proses studi kelayakan di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
GAMBAR Proses Studi Kelayakan Bisnis


Analisis Kelayakan Usaha
Telah dikemukakan bahwa untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu bisnis untuk dilakukan, harus dianalisis berbagai aspek. Bagaimana cara mengetahui bahwa aspek-aspek tersebut layak atau tidak? Berikut ini akan dibahas beberapa kriteria yang dapat dijadikan aspek penilaian.

Analisis Aspek Pemasaran
Untuk menganalisis aspek pemasaran, seorang wirausaha terlebih dahulu harus melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem informasi pemasaran yang memadai berdasarkan analisis dan prediksi apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai atau tidak. Dalam analisis pasar, biasanya terdapat beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati, di antaranya:
1. Kebutuhan dan keinginan konsumen. Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan dan diinginkan konsumen? Berapa banyak yang mereka butuhkan? Bagaimana daya beli mereka? Kapan mereka membutuhkan? Jika kebutuhan dan keinginan mereka teridentifikasi dan memungkinkan terpenuhi, berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat dari kebutuhan/keinginan konsumen.
2. Segmentasi pasar. Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya. Jika segmentasi pasar teridentifikasi, maka pasar sasaran akan dapat terwujud dan tercapai.
3. Target. Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih. Berapa target yang ingin dicapai? Apakah konsumen loyal terhadap bisnis? Apakah produk yang ditawarkan dapat memberi kepuasan atau tidak? Jika konsumen loyal, maka potensi pasar tinggi.
4. Nilai tambah. Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa pada setiap rantai pemasaran, mulai dari pemasok, agen, hingga konsumen akhir. Nilai tambah barang dan jasa biasanya diukur dengan harga, misalnya berapa harga dari pabrik pemasok, harga setelah di agen, dan harga setelah ke konsumen. Dengan mengetahui nilai tambah setiap rantai pemasaran, maka nilai tambah bisnis akan dapat diketahui tinggi atau rendah.
5. Masa hidup produk. Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan lama atau tidak. Apakah ukuran lama masa produk lebih dari waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba sampai modal kembali atau tidak. Jika masa produk lebih lama, berarti potensi pasar tinggi. Harus dianalisis juga apakah produk industri baru atau industri lama sudah mapan atau produk industri justru sedang menurun. Jika produk industri baru sedang tumbuh, maka potensi pasar tinggi.
6. Struktur pasar. Harus dianalisis apakah barang dan jasa yang akan dipasarkan termasuk pasar persaingan tidak sempurna (seperti pasar monopoli, oligopoli, dan monopolistik), atau pasar persaingan sempurna. Jika barang dan jasa termasuk jenis pasar persaingan tidak sempurna, berarti potensi pasar tinggi dibandingkan bila produk termasuk pasar persaingan sempurna.
7. Persaingan dan strategi pesaing. Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau rendah. Jika persaingan tinggi, berarti peluang pasar rendah. Wirausaha harus membandingkan keunggulan pesaing dilihat dari strategi produk, harga, jaringan distribusi, promosi, dan tingkat penggunaan teknologinya. Jika pesaing lebih unggul, berarti bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan akan lemah dalam persaingan. Untuk memenangkan persaingan, tentu saja bisnis tersebut harus lebih unggul daripada pesaing.
8. Ukuran pasar. Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jika volume penjualan tinggi, berarti pasar potensial. Misalnya, dengan volume penjualan usaha skala kecil sebesar Rp 5 miliar per tahun atau sebesar Rp 10 juta per hari, berarti ukuran pasar cukup besar.
9. Pertumbuhan pasar. Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari pertumbuhan volume penjualan. Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya lebih dari 20 persen), berarti potensi pasar tinggi.
10. Laba kotor. Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah? Jika profit margin kotor lebih dari 20 persen, berarti pasar potensial.
11. Pangsa pasar. Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang dan jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Jika pangsa pasar menurut proyeksi meningkat, bahkan setelah lima tahun mencapai 40 persen, berarti bisnis yang akan dilakukan atau dikembangkan memiliki pangsa pasar yang tinggi.
Bila aspek pemasaran global layak, maka analisis berikutnya adalah aspek produksi atau operasi.

Analisis Aspek Produksi/Operasi
Beberapa unsur dari aspek produksi/operasi yang harus dianalisis adalah:
1. Lokasi operasi. Untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang paling strategik dan efisien, baik bagi perusahaan itu sendiri maupun ba.gi pelanggannya. Misalnya dekat ke pemasok, ke konsumen, ke alat transportasi, atau di antara ketiganya. Di samping itu, lokasi bisnis harus menarik agar konsumen tetap loyal.
2. Volume operasi. Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan kapasitas. Volume operasi yang berlebihan akan menimbulkan masalah baru dalam penyimpanan/penggudangan yang pada akhirnya mempengaruhi harga pokok penjualan.
3. Mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan teknologi masa kini dan yang akan datang serta harus disesuaikan dengan luas produksi agar tidak terjadi kelebihan kapasitas.
4. Bahan baku dan bahan penolong. Bahan baku dan bahan penolong serta sumber daya yang diperlukan harus cukup tersedia. Persediaan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan sehingga biaya bahan baku menjadi efisien.
5. Tenaga kerja. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana kualifikasinya. Jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikannya.
6. Tata letak. Tata ruang berbagai fasilitas operasi harus tepat dan prosesnya praktis sehingga dapat mendukung proses produksi.
Bila aspek pemasaran dan operasi layak, maka selanjutnya menganalisis aspek manajemen.

Analisis Aspek Manajemen
Dalam menganalisis aspek-aspek manajemen, terdapat beberapa unsur yang harus dianalisis, seperti:
1. Kepemilikan. Apakah unit bisnis yang akan didirikan milik pribadi (perseorangan) atau milik bersama (persekutuan seperti CV, PT, dan bentuk badan usaha lainnya). Apa saja keuntungan dan kerugian dari unit bisnis yang dipilih tersebut? Hendaknya dipilih yang tidak berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan.
2. Organisasi. Jenis organisasi apa yang diperlukan? Apakah organisasi lini, staf, lini dan staf, atau bentuk lain. Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien.
3. Tim manajemen. Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang lain secara profesional, hal ini bergantung pada skala usaha dan kemampuan yang dimiliki wirausaha. Bila bisnis merupakan skala besar, maka sebaiknya dibentuk tim manajemen yang solid.
4. Karyawan. Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah dan kualifikasi yang diperlukan.
Bila analisis ketiga aspek di atas tidak menimbulkan permasalahan, maka analisis bisnis dapat diteruskan pada analisis aspek keuangan.

Analisis Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
1. Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan, misalnya besarnya dana untuk aktiva tetap, modal kerja, dan pembiayaan awal.
2. Sumber dana. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu sumber dana internal (misalnya modal disetor dan laba ditahan) dan modal eksternal (misalnya penerbitan obligasi dan pinjaman).
3. Proyeksi neraca. Sangat penting untuk mengetahui kekayaan perusahaan, serta kondisi keuangan lainnya, misalnya saldo lancar, aktiva tetap, kewajiban jangka pendek, kewajiban jangka panjang, dan kekayaan bersih.
4. Proyeksi laba rugi. Proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun menggambarkan perkiraan laba atau rugi di masa yang akan datang. Komponennya meliputi proyeksi penjualan, biaya, dan laba rugi bersih.
5. Proyeksi arus kas. Dari arus kas dapat dilihat kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban keuangannya. Ada tiga jenis arus kas, yaitu:
a. Arus kas masuk, merupakan penerimaan berupa hasil penjualan atau pendapatan.
b. Arus kas keluar, merupakan biaya-biaya termasuk pembayaran bunga dan pajak.
c. Arus kas masuk bersih, merupakan selisih dari arus kas masuk dan arus kas keluar ditambah penyusutan dengan perhitungan bunga setelah pajak.

Kriteria Investasi
Untuk mengetahui layak atau tidak suatu investasi yang dilakukan dan menguntungkan secara ekonomis, dipergunakan empat kriteria, yaitu metode Periode Pembayaran Kembali (Payback Period), Nilai Sekarang.
Rumusnya:

Arus kas masuk bersih = Laba setelah pajak + penyusutan +.(1 - tarif pajak) bunga

TABEL 10.1 Proyeksi Arus Kas

Tahun Laba Setelah Pajak Penyusutan Bunga Perolehan
0 1.000.000 100.000 0,18 1.100.000
1 2.500.000 350.000 0,20 2.850.000
2 3.250.000 500.000 0,22 7.750.000
3 6.500.000 1.000.000 0,24 7.500.000

Bersih (Net Present Value), Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return), dan Indeks Probabilitas (Probability Index).

Periode Pembayaran Kembali
Periode pembayaran kembali sangat penting untuk menghitung jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat periode pembayaran kembalinya, maka semakin baik bisnis tersebut. Periode pembayaran kembali adalah periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi. Untuk menghitung waktu pengembalian investasi tersebut digunakan rumus:

Periode Pembayaran Kembali = 1 tahun

Jika periode pembayaran kembali lebih pendek waktunya daripada periode pembayaran kembali maksimum, maka usulan investasi dapat diterima.
Contoh:
Suatu perusahaan menanamkan modalnya dalam bentuk investasi sebesar Rp 24.000.000. Dari investasi tersebut diperoleh keuntungan setelah pajak sebesar Rp 5.000.000. Jika depresiasi sebesar Rp3.000.000, maka periode pembayaran kembali adalah :
Investasi Rp. 24.000.000
Keuntungan setelah pajak Rp. 5.000.000
Depresiasi Rp. 3.000.000
Arus kas masuk Rp. 8.000.000

Periode pembayaran kembali = 1 tahun = 3 tahun
Perhitungan dengan menggunakan periode pembayaran kembali seperti di atas masih memiliki kelemahan karena tidak memperhitungkan unsur waktu.
Perlu diingat bahwa suatu bisnis memiliki keuntungan ekonomis apabila:

= TR – TC > 0 atau
= Bt – (Co +  Ct) > 0 atau
= =

di mana:
= Laba (keuntungan ekonomis)
TR = Bt (benefit), penerimaan total tahunan yang merupakan manfaat ekonomis suatu proyek atau disebut juga arus kas per tahun pada periode t
TC = Co + I Ct = lo, biaya tahunan yang dikeluarkan, disebut sebagai investasi awal pada periode t
Co = Biaya tetap awal
Ct = Biaya variabel
Dalam perhitungan laba seperti di atas terdapat kelemahan sebab tidak memasukkan unsur waktu dan suku bunga atau tingkat pengembalian atas investasi. Suku bunga atau tingkat pengembalian adalah konsep periodik untuk mengukur tingkat pengembalian investasi (return on invesment—ROI). Untuk mengukur suku bunga biasanya digunakan suku bunga bank yang berlaku secara umum atau berdasarkan tingkat pengembalian minimum yang diharapkan investor (expected minimum atractive rate of return-MARK).
Dalam menilai kriteria investasi, unsur waktu dan suku bunga harus dimasukkan, seperti pada penilaian kriteria nilai sekarang bersih (Net Present Value-NPV).
Kriteria Nilai Sekarang Bersih
Perlu diperhatikan bahwa nilai uang sebagai manfaat ekonomi dari usaha yang diperkirakan akan diterima di masa yang akan datang tidak sama dengan nilai uang yang diterima sekarang karena adanya faktor suku bunga dan besarnya biaya yang dianalisis sepanjang waktu. Oleh sebab itu, dalam studi kelayakan usaha, unsur waktu dan suku bunga harus diperhitungkan.
Rumus :

NPV(i) = atau
NPV(i) =  PFt (Bt) -  PFt (Ct) dimana t = 1, 2, 3..., n
Sedangkan PFt = (1+ i)-t adalah faktor nilai sekarang, di mana
NPV = Nilai sekarang bersih
Bt = Arus kas masuk pada periode t (benefit)
i = Tingkat bunga bank yang berlaku (interest)
t = Periode waktu
(1 + i)-t = Faktor nilai sekarang (discount factor atau PFt).
PFt dapat dihitung sebagai berikut:
PFt (1 + i)-t
PF2 (1 + j)-2
PF3 (1 i)-3 dan seterusnya
Bila dimisalkan bunga bank yang berlaku 24%, maka:
PF2 = (1 + 0,24) -2 = 0,6504
Contoh:
Perusahaan konveksi di Bandung ingin menambah mesin jahit baru dengan biaya investasi awal sebesar Rp 40 juta. Umur ekonomis mesin ditaksir 5 tahun. Dari hasil survei diperoleh perkiraan arus kas (penerimaan dan biaya) adalah sebagai berikut:
Tahun Biaya Total (Ct)
(jutaan rupiah) Penerimaan Total (Bt)
(jutaan rupiah)
0 40 0
1 10 20
2 15 25
3 40 80
4 20 60
5 5 40

Bila uang yang diinvestasikan tersebut dapat dipinjam dari bank dengan bunga 18% per tahun, apakah keputusan pernbelian mesin baru itu layak secara ekonomis?
Soal ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:


NPV =

maka dalam tabel akan tampak sebagai berikut :
Tahun PF Ct Bt PF(Ct) PF(Bt) NPV
(1) (2) (3) (4) (5) = (2) (3) (6)= (2)(4) (7)= (6) - (5)


0 1 40 0 40,00 0 -40
1 0,8475 10 20 8,47 16,95 8,48
2 0,7182 15 25 10,77 17,95 7,18
3 0,6086 40 80 24,34 46,69 22,35
4 0,5158 20 60 10,32 30,95 20,63
5 0,4371
5 40 2,19 17,48 15,29
NPV(i=0,18) = NPVt = 33,93
Catatan : PFt = (1 + i)-t = (1 + 0,18)-t
Berdasarkan perhitungan NPV di atas, maka keuntungan ekonomis pembelian mesin jahit baru adalah Rp 33,93 juta. Karena NPV > 0, maka pembelian mesin untuk konveksi tersebut dianggap layak berdasarkan pertimbangan ekonomi.

Kriteria Rasio Biaya - Manfaat
Untuk menghitung rasio biaya-manfaat (benefit cost ration-BCR) digunakan rumus sebagai berikut :

B C R(i) =

Manfaat ekonomis diperoleh apabila BCR > 1. Dari kasus di atas, besar BCR adalah sebagai berikut:
PFt(BT) = 16,95 + 17,95 + 16,96 + 30,95 + 17,48 = 130,02
PFt(CT) = 40 + 8,47 + 10,77 + 24,34 + 10,32 + 2,19 = 96,09
B C R (i) = = = 1, 35
Karena nilai BCR > 1, maka investasi dalam mesin baru pada perusahaan konveksi tersebut layak secara ekonomis. Manfaat ekonomis dari pembelian mesin baru adalah 1,35 kali lebih besar dari nilai biaya total pada tingkat bunga = 0,18. Dengan besar BCR = 1,35 berarti setiap Rp 1 yang diinvestasikan akan memberikan hasil sebesar Rp 1,35 sehingga investasi dalam usaha konveksi tersebut dapat dikatakan layak. Bila BCR < 1, maka proyek bisnis merugikan secara ekonomis.

Kriteria Tingkat Pengembalian Internal
Tingkat pengembalian internal (internal rate of return-IRR) adalah tingkat bunga (interest rate-i) yang membuat nilai sekarang bersih (net present value-NPV) menjadi nol atau disebut juga indeks profitabilitas (profitability index-PI). Kriteria IRR adalah :
Bila IRR > MARR , maka bisnis layak secara ekonomis
di mana:
MARR = Minimum Atractive Rate of Return.
IRR dapat dihitung dengan cara coba-coba memasukkan tingkat bunga, yaitu untuk mengetahui secara pasti berapa besar tingkat bunga yang membuat NPV = 0. Misalkan dalam kasus di atas ketika dimasukkan nilai tingkat bunga 18%, maka nilai NPV = Rp 33,93 juta yang berarti nilai NPV > 0. Karena nilai NPV > 0, maka kita coba lagi dengan menggunakan bunga di atas 18%, misalkan 24%, sehingga hasilnya adalah sebagai berikut:


Tahun PF Ct Bt PF(Ct) PF(Bt) NPV
(1) (2) (3) (4) (5)= (2)(3) (6)= (2)(4) (7)= (6) - (5)
0 1 20 0 40,00 0 -40
1 0,7143 10 20 7,14 14,28 7,14
2 0,5102 15 25 7,65 12,76 5,11
3 0,3644 40 80 14,58 29,15 14,57
4 0,2603 20 60 5,20 15,62 10,42
5 0,1859 5 40 0,93 7,43 6,50
NPV(i=0,36) = NPVt = 3,74

Dengan menggunakan tingkat bunga 24%, ternyata NPV masih lebih besar daripada nol. Ketika di coba lagi dengan menggunakan tingkat bunga 40%, hasilnya adalah sebagai berikut:
Tahun PF Ct Bt PF(Ct) PF(Bt) NPV
(1) (2) (3) (4) (5) = (2) (3) (6) = (2) (4) (7)= (6) - (5)
0 1 20 0 40,00 0 -40
1 0,7353 10 20 7,35 14,71 7,36
2 0,5407 15 25 8,11 13,51 5,40
3 0,3975 40 80 15,90 31,80 15,90
4 0,2923 20 60 5,85 17,54 11,69
5 0,2149 5 40 1,01 8,59 7,58
NPV(1=0,36) = NPVt = 7,94

Ternyata NPV > 0, maka dicoba lagi dengan menggunakan tingkat bunga sebesar 48%, hasilnya adalah sebagai berikut:

Tahun PF Ct Bt PF(Ct) PF(Bt) NPV
(1) (2) (3) (4) (5)= (2)(3) (6)= (2)(4) (7)= (6) - (5)
0 1 20 0 40,00 0 -40
1 0,6757 10 20 6,76 13,51 6,75
2 0,4565 15 25 6,85 11,41 4,56
3 0,3085 40 80 12,34 24,68 12,34
4 0,2084 20 60 4,17 12,50 8.33
5 0,1408 5 40 0,70 5,63 4,93
NPV (i=0,48) = NPVt = -3,09

Setelah dicoba dengan tingkat bunga 48%, ternyata nilai NPV < 0. Dengan cares coba-coba seperti di atas, maka diperoleh:
NPV(i=0,18) = 33,93 > 0
NPV(i=0,36) = 7,94 > 0
NPV(i=0,40) = 3,74 > 0
NPV(i=0,48) = -3,09 < 0
NPV = 0 terletak antara tingkat bunga 40% dan 48%. Selain di antara angka-angka itu NPV tidak sama dengan nol. Dengan menggunakan interpolasi, maka:
i = 0,40 NPV = 3,74
i = 0,48 NPV = -3,09
maka:
IRR = 0,40 +
IRR = 0,4438
Karena pada tingkat bunga 44,38 % nilai NPV = 0, maka proyek tersebut layak secara ekonomis. Perhitungan IRR dapat dengan mudah dilakukan dengan menggunakan kalkulator financial.

Kamis, 29 Juli 2010

Sistem Multimedia

DEFINISI MULTIMEDIA
MULTI [latin nouns] : banyak; bermacam-macam
MEDIUM [latin] : sesuatu yang dipakai untuk
menyampaikan atau membawa sesuatu
MEDIUM [American Heritage Electronic
Dictionary, 1991] : alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan informasi
Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang
berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk text, audio, grafik, animasi, dan video.

Beberapa definisi menurut beberapa ahli:
Kombinasi dari komputer dan video (Rosch, 1996)
Kombinasi dari tiga elemen: suara, gambar, dan teks (McComick,1996)
Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban dan kawan-kawan, 2002)

Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video (Robin dan Linda, 2001)
Multimedia dalam konteks komputer menurut Hofstetter 2001 adalah: pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.

Sedangkan menurut wikipedia.org:
Multimedia is the use of several different media to convey information (text, audio, graphics, animation, video, and interactivity). Multimedia also refers to computer data storage devices, especially those used to store multimediantent.

DEFINISI KOMPUTER MULTIMEDIA
Menurut wikipedia.org:
Komputer Multimedia adalah sebuah komputer yang dikonfigurasi sesuaidengan rekomendasi dan memiliki sebuah CD-ROM. Standarisasi komputer
mutlimedia dilakukan oleh "Multimedia PC Marketing Council", sebuah kelompok kerja dari sebuah perusahaan yang dahulu bernama Software
Publishers Association (sekarang bernama Software and Information Industry Association). Perusahaan ini merupakan gabungan dari Microsoft, Creative
Labs, Dell, Gateway, dan Fujitsu.

Kenapa CD-ROM?
Karena dahulu multimedia sebatas hanya kemampuan komputer untuk menampilkan video melalui sebuah CD-ROM saja.

Standar Komputer Multimedia menurut Software and Information Industry Association:

Pada tahun 1990:
• 16 MHz 386SX CPU
• 2MB RAM
• 30MB hard disk
• 256-color, 640 x 480 VGA video card
• 1x CD-ROM drive using no more than 40% of CPU
to read, with < 1 second seek time
• Sound card outputting 22 kHz, 8-bit sound; and
inputting 11 kHz, 8-bit sound
• Windows 3.0 with Multimedia Extensions.

Pada tahun 1996:
• 75 MHz Pentium CPU
• 8 MB RAM
• 540 MB hard disk
• Video system that can show 352×240 at 30 frames
per second, 15-bit color
• MPEG-1 hardware or software video playback
• 4x CD-ROM drive using no more than 40% of CPU
to read, with < 250ms seek time
• Sound card outputting 44 kHz, 16-bit sound
• Windows 3.11

Pada tahun 2007:
• Dual Core CPU
• 512 MB RAM
• 80 MB hard disk
• Video system that can show 352×240 at 30 frames
per second, 15-bit color
• MPEG-2 hardware or software video playback
• 36x CD-ROM drive using no more than 40% of CPU
to read, with <250ms seek time
• Sound card outputting 44 kHz, 32-bit sound
• Windows XP

MENGAPA MULTIMEDIA?
Multimedia dapat digunakan dalam:
Bidang periklanan yang efektif dan interaktif
Bidang pendidikan dalam penyampaian bahan pengajaran secara interaktif dan dapat mempermudah pembelajaran karena dididukung oleh berbagai aspek: suara, video, animasi, teks, dan grafik
Bidang jaringan dan internet yang membantu dalam pembuatan website yang menarik, informatif, dan interaktif

Menurut riset Computer Technology Research (CTR):
Orang mampu mengingat 20% dari yang dilihat
Orang mampu mengingat 30% dari yang didengar
Orang mampu mengingat 50% dari yang didengar dan dilihat
Orang mampu mengingat 80% dari yang didengar, dilihat, dan dilakukan.

Mengubah tempat kerja. Dengan adanya teleworking, para pekerja dapat melakukan pekerjaanya tidak harus dari kantor. Contoh software yang mendukung teleworking/telecommuting: Netmeeting!
Mengubah cara belanja. Homeshopping / teleshopping dapat dilakukan dengan menggunakan internet, kemudian barang datang dengan sendirinya.

Mengubah cara bisnis. Nokia membuat bisnis telepon seluler, banyak perusahaan menggunakan sistem jual beli online, bank menggunakan cara online-banking.
Mengubah cara memperoleh informasi. Orang-orang mulai menggunakan internet dan berbagai software untuk mencari informasi.
Misalnya: membaca koran online, detik.com, menggunakan software kesehatan, belajar gitar dari software dan masih banyak lagi.

Mengubah cara belajar. Sekolah mulai menggunakan komputer multimedia, belajar online, menggunakan e-book.
Internet Multimedia juga mulai bersaing dengan televisi dan radio.

Media (berdasar ISO93a) dapat diklasifikasi menjadi beberapa kriteria :

Perception Medium
Perception media membantu manusia untuk merasakan lingkungannya
“Bagaimana manusia menerima informasi pada lingkungan?” Persepsi informasi melalui penglihatan atau pendengaran
Perbedaan persepsi informasi melalui “melihat” dan “mendengar”

Aspek pada perception medium :
Aspek Representative Space: sesuatu yang terkandung dalam presentasi secara nyata
Kertas, layar
Slide show, power point
Aspek Representative Values: nilai-nilai yang terkandung dalam presentasi
Self contained (interpretasi tiap orang berbeda), misal: suhu, rasa, bau
Predefined symbol set (sudah disepakati sebelumnya), misal: teks, ucapan, gerak tubuh

Aspek Representation Dimension
Ruang (space)
Waktu (time) :
time independent, discreet (text, grafis)
time dependent , continuous media (video, audio, sinyak dari sensor yang berbeda)

Presentation Medium

Tool dan device yang digunakan untuk proses input dan output informasi
“Melalui media apa informasi disajikan oleh komputer, atau dimasukkan ke komputer?”
Output : kertas, layar, speaker
Input : keyboard, mouse, kamera, microphone

Storage Medium

Pembawa data yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan informasi (tidak terbatas pada komponen komputer)
“Dimanakah informasi akan disimpan?” 􀃆 microfilm, floppy disk, hard disk, CD ROM, DVD, MMC, SDCard

Transmission Medium
Pembawa informasi yang memungkinkan terjadinya transmisi data secara kontinyu (tidak termasuk media penyimpanan)
“Melalui apa informasi akan ditransmisikan?” melalui jaringan, menggunakan kabel (coaxial, fiber optics), melalui udara terbuka
(wireless)

Information Exchange Medium
Pembawa informasi untuk transmisi, contoh : media penyimpanan dan media transmisi
“Bagaimana informasi dari tempat yang berbeda saling dipertukarkan?” direct transmission dengan jaringan komputer, combined (storage dan transmission media), web yang berisi informasi, e-book, forum

SISTEM MULTIMEDIA

A multimedia system is any system which supports more than a single kind of media [AHD 1991].
Bagaimana sistem bisa disebut sebagai sistem multimedia?

Kombinasi Media
Sistem disebut sistem multimedia jika kedua jenis media (continuous/ discrete) dipakai. Contoh media diskrit : teks dan gambar, dan media kontinu adalah audio dan video.
Independence
Aspek utama dari jenis media yang berbeda adalah keterkaitan antar media tersebut. Sistem disebut sistem multimedia jika tingkat ketergantungan / keterkaitan antar media tersebut rendah.

Computer-supported Integration
Sistem harus dapat melakukan pemrosesan yang dikontrol oleh komputer.
Sistem dapat diprogram oleh system programmer/ user.

Sistem Multimedia dapat dibagi menjadi:
Sistem Multimedia Stand Alone
Sistem ini berarti merupakan sistem komputer multimedia yang memiliki minimal storage (harddisk, CD-ROM/DVD-ROM/CD-RW/DVD-RW), alat input (keyboard, mouse, scanner, mic), dan output (speaker, monitor, LCD Proyektor), VGA dan Soundcard.

Sistem Multimedia Berbasis Jaringan
Sistem ini harus terhubung melalui jaringan yang mempunyai bandwidth yang besar. Perbedaannya adalah adanya sharing sistem dan pengaksesan terhadap sumber daya yang sama. Contoh: video converence dan video broadcast Permasalahan: bila bandwidth kecil, maka akan terjadi kemacetan jaringan, delay dan masalah infrastruktur yang belum siap.


Multimedia Authoring Systems

Authoring System
Authoring System adalah suatu program yang dikhususkan untuk pengembangan perangkat lunak interaktif multimedia.

Mengapa Authoring System digunakan?
Dapat mempercepat pemrograman isi
Hasil ( grafik, teks, video, audio, animasi, dll.) tidak terpengaruh oleh pilihan Program Authoring.
keuntungan waktu– mempercepat pembuatan prototipe

Authoring Vs Programming
Authoring
Digunakan untuk multimedia
Menggunakan interface grafik tingkat tinggi
Scripting tingkat tinggi
Programming
Melibatkan pemrograman multi media level rendah
Melibatkan bahasa pemrograman (Java,C…dsb)

Ada berbagai paradigma yang digunakan
Scripting Language
Iconic/Flow Control
Frame
Card/Scripting
Cast/Score/Scripting — Macromedia Director
Hypermedia Linkage
Tagging SMIL

Scripting Language
Paling dekat dengan pemrograman tradisional
Biasanya lebih powerful, Berorientasi Obyek .
Element editing program, minimalis atau bahkan tidak ada.
Lebih banyak media yang dapat ditangani.

Contoh Scipting Language:
Apple’s HyperTalk for HyperCard,
Assymetrix’s OpenScript for ToolBook,
Lingo scripting language pada Macromedia Director

Berikut contoh skrip lingo untuk loncat ke suatu frame

global gNavSprite
on exitFrame
go the frame
play sprite gNavSprite
end

Iconic / Flow Control
Bertujuan untuk mempercepat waktu pengembangan
Pilihan tepat untuk rapid prototyping dan proyek dengan waktu pengembangan yang pendek.
Inti nya adalah : Icon, Palette yang berisi :
Fungsi/interaksi yang mungkin digunakan
Garis Alir – memperlihatkan hubungan nyata antar icon
Runtime program paling lambat
Contoh :
Macromedia Authorware
Iconauthor

Frame
Mirip dengan Iconic
Hubungan antar ikon adalah konseptual
Tidak selalu merepresentasikan alir program
Contoh :
Quest (whose scripting)
Apple Media Kit.

Card Scripting
Baik untuk aplikasi hypertext dan terutama jika terdapat banyak navigasi.
Semua obyek termasuk elemen grafik di skripkan

Score Scripting
Menggunakan ukuran - musik.
Element penyingkron ditampilkan ada trak horisontal
Kejadian saat itu ditampilkan lewat kolom vertikal.
Paling tepat digunakan untuk animasi yang intensive atau menyamakan aplikasi media
Contoh :
Macromedia Director
Macromedia Flash cut Down director Interface

Hierarchical Object
Menggunakan obyek (seperti OOP)
Secara visual direpresentasikan oleh embeded object dan properti icon
Representasi visual dari obyek dapat membuat konstruksi yang rumit.

Hypermedia Linkage
Mirip dengan Frame
Menampilkan hubungan konseptual antar frame

Tagging
Berisi tag-tag dalam file teks untuk
Menghubungkan halaman
Menyediakan interaktifitas dan integrasi dari elemen multimedia
Contoh :
SGML/HTML,
SMIL (Synchronised Media Integration Language),
VRML,
3DML
WinHelp

Hal yang perlu diperhatikan pada pemrograman disain multimedia
Disain Materi ( Content Design )
Disain Teknik (Technical Design )

Content Design
Content design berhubungan dengan :
Apa yang dibicarakan

Dalam multimedia ada 5 cara untuk membentuk
dan mengirimkan pesan anda yaitu :
Anda dapat menulisnya (Write it – Scripting )
Anda dapat menggambarkannya ( illustrate it )
Anda dapat menggerakannya ( Wiggle it )
Menyuarakannya
Anda dapat berinteraksi dengannya ( Interact with it )

Scripting (writing)
Aturan untuk penulisan yang baik :
Mengerti betul pemirsa anda sehingga tepat sasaran
Buat tulisan anda sesederhana mungkin
Pastikan teknologi yang digunakan sama

Graphics (illustrating)
Menggunakan gambar seefektif mungkin untuk mengirimkan pesan anda.
Ciptakan sendiri (gambar (bewarna) scanner, CD Photo,..), atau gunakan contoh yang sudah ada
Graphics Styles
fonts
Colors
Pastels
earthcolors
primary color
neon color

An (wiggling) of Animation
Animasi karakter – Menghidupkan obyek
Sorot dan beri kerlap-kerlip
Teks berjalan
Live video atau digitized image

Kapan animasi dibutuhkan
Saat dibutuhkan efek emosional tambahan
Memperkuat/menambah penyampaian informasi
Sebagai tanda perubahan/peralihan ke materi selanjutnya

Audio (hearing)
Jenis aplikasi multimedia audio
Musik – menambah mod dari presentasi, dan meningkatkan penggambaran emosional
Efek suara – Untuk menggambarkan hal-hal tertentuk menjadi lebih jelas, contoh : suara angin, pintu tertutup, mesin mobil, dsb
Narasi – Kebanyakan adalah pesan langsung, dan biasanya efektif

Interactivity
70% orang menyebutkan bahwa mereka akan mengingat lebih baik dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya ( menurut penelitian di tahun 1980an)

Technical Design
Hal-hal teknis yang berhubungan dengan disain multimedia

STORYBOARDING
Teknik storyboard telah lama digunakan oleh para animator.
Digunakan untuk membantu mengorganisasikan materi
Membantu perencanaan materi presentasi
Ide dituangkan dalam bentuk kartu berindek yang ditempatkan dipapan ataupun dinding
Storyboard melibatkan media yang digunakan dan diorganisasikan
perbaikan dan gagasan baru pada presentasi, dilakukan di storyboard

Rabu, 28 Juli 2010

Etika & Profesi

Isu2 pokok etika komputer
- kejahatan komputer = kejahat mengg\unakan komp sbg bsis teknologiony virus, spam penyadapan, curding denial of servic

- cybert ethic = implikasi dari internet menyebabkan pengguna IT semakin meluas, tak tetrpetakan, tak teridentifikasi.

peranan etika dalam profesi
Nilai2 etika itu tidak hanya milik satu dua orang\, segolongan orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelmpok yg pling kcil yaitu keluarga smapai satu bangsa

kode etik profesi = pedoman apda setiap tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tgs & dlm kehidupan sehari-hari.
fungsi etika profesi
> memberikan pedoman pada setiap anggota profesi tentang prinsip profesional yg digunakan

> sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan

> mencegah pihak campur tangan diluar organisasi profesi tentang hub etuiaka dlm keanggotaan profesi

karakteristik unik dari dunia mya :
> beroperasi secara virual/ maya

> dunia maya tidak mengenal batas2 Teritorial

> org yg idu di dunia maya dapat melakukan aktivitasnya tanpa hrus menunjukan aktivitasnya

etika didunia maya sngatlajh pntng karena sebagaiai pedoman untik mengatur dan mengawai tindakan kgiatan yang dilakukan didunia maya baik yang + / -

karakter unik dari kejahatan dunia maya ;
Ruang lingkup kejahatan > sring dilakukan secara transnasional sehingga sulit di pastikam yudikasi hukum, negara yang akan dipakai
Sifat kejahatan > besifat non violence yaitu tdk mnimbulkan kekacauan yg ndah terlihat
Modus operasi kejahatan > keunikan dari kejahatan ini yaitu pengguina teknologi informasi dalam modus operandi shg mmbuat cybercrime berbeda dg tindak pidana lainya
Pelaku kejahatan > pelaku kejahatan konvensional mudah di identivikasi dan memiliki tipe tertntu tidak terbatas pada usia usia dan iterasi terkait
Jenis kerugian yang di timbulkan bisa bersifat material dan in material.
karen acybercrim memiliki keunikan di dunia maya
contoh : dimana karakteristik internet yg memungkinkan org labang tanpa identifikasi (ananimous)

sifat kejahatan yang non violence yaitu tidak menimbulkan kekacauan maka sulit bagi penegakhukum mengatasi maslah tsb.

Hak cipta > hak eksclusif bgi pencipta atau penerima hak untuk pmenggunakan atau memperbanyank ciptanya memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan2 menurut peraturan perundang undangan yg berlaku.
ciptaan yang memiliki hak :
> ciptaan dalam ilmu pengetahuan

> ciptaan dalm bidang seni dan sastra

ciptaan yang tidak memiliki hak cipta
> hasil rapat terbuka lembaga2 negara

> peraturan perundang2an

> pidato kenegaraaan / pidato pejabat pemerintah

> putusan pengadilan / penetapan hakim

> keputusan badan arbitrase/keputusan badan sejenis lainya

bentuk pembajakan perangkat lunak menurut microsoft coorporation:
> memasukan perangkat lunak ilegal ke hardisk

> soft lifting > terjadi jika sebuah lisensi di pakai melibihi kapasitas pengguna seperti tercantum dalm lisensi tersebut

> penjualan cd room ilegal

> penyewan perangkat lunak ilegal

> dowmnloading ilegal > melakukan download terhadap sebuah progarm komp dari internal dg tidak mematuhiyang tertera pd lisensi download